Keuntungan & Kerugian dari Organisasi Vertikal & Horizontal
Bisnis secara tradisional beroperasi menggunakan struktur hierarki top-down yang dikenal sebagai organisasi vertikal. Alternatifnya adalah dengan mengimplementasikan struktur organisasi horizontal yang terdiri dari lebih sedikit lapisan manajemen dan ketergantungan yang lebih besar pada penggunaan tim lintas fungsi. Kedua jenis struktur organisasi ini menawarkan sejumlah keuntungan dan juga kerugian yang mungkin timbul.
Apa itu Organisasi Vertikal?
Organisasi vertikal biasanya terdiri dari presiden atau kepala eksekutif di puncak dan serangkaian wakil presiden yang mengawasi bidang fungsional tertentu seperti pemasaran, keuangan, dan manufaktur. Saat Anda bergerak ke bawah rantai di setiap area fungsional, tingkat otoritas dan tanggung jawab akan menurun.
Keuntungan: Garis Otoritas yang Jelas
Organisasi vertikal memberikan garis kewenangan yang jelas dan rentang kendali yang ketat, yang dapat menghasilkan efisiensi operasi yang tinggi. Secara umum, organisasi terdiri dari departemen yang relatif kecil, yang memungkinkan para manajer untuk memantau dan mengontrol aktivitas bawahannya. Setiap lapisan organisasi melapor langsung ke lapisan di atasnya, hingga ke manajemen puncak, dan setiap lapisan memiliki fungsi dan tanggung jawabnya sendiri yang didefinisikan dengan jelas. Karyawan yang mencari kemajuan dalam organisasi juga memiliki "tangga karier" yang didefinisikan dengan jelas, dengan setiap lapisan organisasi mewakili anak tangga lain yang ingin dicapai oleh karyawan tersebut.
Kekurangan: Karyawan Merasa Diremehkan
Karyawan di bagian bawah struktur vertikal mungkin merasa kurang dihargai dibandingkan karyawan yang lebih tinggi di rantai. Beberapa karyawan mungkin tidak menyukai budaya politik yang menyertainya, yang sangat menekankan pada menyenangkan atasan. Hal ini juga dapat memakan banyak waktu untuk keputusan manajemen puncak untuk disaring melalui beberapa lapisan, mengurangi kemampuan organisasi untuk bereaksi dengan cepat terhadap iklim bisnis yang berubah dengan cepat. Karena kontrol kekuasaan terpusat, kepemimpinan yang lemah di puncak dapat menghambat efektivitas seluruh organisasi.
Apa itu Organisasi Horizontal?
Struktur horizontal berbeda dengan struktur vertikal karena terdapat lebih sedikit lapisan struktural. Setiap departemen terdiri dari beberapa area fungsional lateral yang diawasi oleh seorang individu yang dikenal sebagai manajer produk atau pemimpin proses yang melapor ke manajemen puncak. Misalnya, departemen pengembangan produk dapat terdiri dari area fungsional lateral analisis pasar, penelitian, perencanaan produk, dan pengujian produk. Manajer produk bertanggung jawab atas hasil akhirnya.
Keuntungan: Kebebasan dan Otonomi
Karyawan dapat memperoleh kepuasan yang lebih besar dalam struktur horizontal karena kebebasan dan otonomi yang lebih besar. Penggunaan tim lintas fungsi juga dapat menghasilkan kerja sama tingkat tinggi di seluruh organisasi. Penekanan berat pada inovasi dapat mengarah pada ide-ide yang membuat organisasi tetap terdepan dalam persaingan. Tidak adanya beberapa lapisan struktural menyediakan proses komunikasi dan pelaporan yang efisien, membuat organisasi lebih gesit dan mudah beradaptasi terhadap perubahan.
Kekurangan: The Finger of Blame
Struktur yang terdesentralisasi dapat menyebabkan "kapal lepas", karena pemimpin tim dan proyek memiliki tanggung jawab tingkat tinggi untuk mencapai hasil tetapi hanya memiliki sedikit otoritas nyata atas anggota tim mereka. Kekurangan kontrol yang diakibatkannya dapat mengarah pada kesesatan saat terjadi kesalahan, yang dapat menghambat produktivitas. Organisasi yang mencoba untuk mengubah dari struktur vertikal ke horizontal dapat menghadapi tantangan, karena manajemen perlu menyesuaikan diri dengan hubungan yang kurang otoriter dan lebih mirip dengan bawahan.