Penjelasan Berbagai Metode yang Digunakan untuk Mengukur Semangat Kerja Karyawan
Mengukur moral karyawan dapat membantu organisasi Anda menentukan masalah dan kekhawatiran karyawan sebelum meningkat menjadi masalah yang tidak dapat diselesaikan. Komunikasikan kepada karyawan Anda bahwa Anda peduli dengan moral dan tingkat kepuasan kerja. Dorong karyawan untuk berbicara dengan bebas tentang kekhawatiran mereka dan berbagi ide tentang cara untuk menjaga semangat kerja karyawan tetap tinggi.
1
Sampaikan kepada karyawan Anda bahwa mereka dipersilakan untuk mendiskusikan masalah apa pun yang mereka inginkan dengan supervisor atau manajer mereka. Jika karyawan tidak nyaman mendiskusikan masalah dengan pemimpin departemen, departemen sumber daya manusia harus tersedia untuk karyawan.
2
Lakukan survei opini karyawan tahunan untuk mendapatkan informasi yang akan membantu departemen sumber daya manusia Anda menentukan tingkat moral karyawan dan opini lain yang mungkin ingin dibagikan oleh karyawan secara anonim. Hasil survei opini karyawan dianalisis oleh sumber daya manusia dan ringkasannya disajikan kepada pimpinan perusahaan. Dari sana, tim kepemimpinan bekerja sama untuk menangani masalah apa pun yang terungkap melalui survei.
3
Mendorong karyawan untuk memberikan saran atau komentar yang meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Tempatkan kotak saran yang terkunci di seluruh tempat kerja. Seorang anggota departemen sumber daya manusia mengumpulkan saran dan komentar secara teratur, dan disajikan kepada pimpinan perusahaan selama pertemuan bulanan. Masalah atau kekhawatiran apa pun dapat diatasi, dan dilaporkan dalam buletin perusahaan Anda sehingga semua karyawan mengetahui bahwa perusahaan berupaya untuk mempertahankan tingkat kepuasan kerja dan moral yang tinggi di antara karyawannya.
4
Menilai tingkat turnover di organisasi Anda melalui wawancara keluar yang dilakukan departemen sumber daya manusia dengan karyawan yang mengundurkan diri secara sukarela. Wawancara keluar dapat membantu Anda menentukan mengapa karyawan mencari pekerjaan di tempat lain, atau mengapa mereka meninggalkan perusahaan Anda karena alasan apa pun. Karyawan yang mengundurkan diri secara sukarela mungkin memiliki beberapa alasan, mulai dari relokasi hingga gaji. Meskipun demikian, fakta bahwa karyawan mencari pekerjaan di tempat lain dapat memberikan informasi yang dapat membantu Anda mengukur tingkat moral di tempat kerja Anda.
5
Tentukan juga alasan pergantian paksa. Meskipun karyawan mengundurkan diri karena sejumlah alasan, ada juga alasan mengapa karyawan terjerumus ke dalam masalah perilaku dan kinerja yang pada akhirnya berujung pada pemecatan mereka. Semangat rendah dapat menjadi salah satu alasan mendasar mengapa karyawan diberhentikan.
Saat menghitung omset, pastikan bahwa laporan Anda menyertakan setiap alasan yang dikutip untuk pengunduran diri secara sukarela dan menyertakan alasan spesifik untuk pemecatan paksa. Misalnya, alasan pemecatan tidak sukarela dapat berkisar dari kehadiran hingga kinerja yang buruk hingga pembangkangan. Salah satu dari alasan tersebut dapat diperiksa untuk menentukan penyebab dari alasan pemecatan paksa.
6
Pastikan departemen sumber daya manusia Anda tersedia untuk karyawan, terutama untuk karyawan yang bekerja dengan shift berbeda atau di luar jam kerja normal. Terlalu sering, karyawan yang bekerja pada shift shift atau shift kuburan diabaikan ketika harus memiliki akses ke departemen sumber daya manusia. Hal ini menyebabkan karyawan merasa tidak penting, yang pada gilirannya dapat terwujud dalam banyak hal, salah satunya adalah semangat kerja karyawan yang rendah. Menerapkan nomor panggilan masuk karyawan di mana karyawan dapat menjawab pertanyaan dan komentar yang dicatat selama jam tambahan. Komentar dan saran yang membantu mengukur kepuasan kerja dan moral karyawan dapat terjadi kapan saja, tidak hanya antara pukul sembilan dan lima.